火曜日, 19-03-2024, 6:08:18 PM
Welcome, Guest
SPIRIT OF JAPAN
============
Jumat, 11 Maret 2011, Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan 8,8 - 9,0 SR di lepas pantai timur laut memicu tsunami yg menghanyutkan mobil dan merobek bangunan di sepanjang pantai di dekat pusat gempa.
Indonesia juga pernah mengalami kejadian serupa pada tanggal 26 Desember 2004, ketika terjadi gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 - 9,3 SR di lepas pantai barat Aceh.

Saya ingin mengutip tulisan dari Rouli Esther Pasaribu yang berjudul "Say YES to GAMBARU!”.
Isinya menceritakan tentang "Spirit of Japan” yg mungkin bisa menginspirasi kita semua.
Saya jg mencantumkan bebrapa komen dari rekan2 yg sdh membaca tulisan itu.
Let’s cekidot..
=========
Say YES to GAMBARU!
By Rouli Esther Pasaribu
-------
Terus terang aja, 2 tahun gw di jepang, 2 tahun jg gw gak ngerti "knp orang2 Jpg menjadikan GANBARU sebagai falsafah hidupnya". Bahkan anak umur 3 tahun pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dr pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting bgt dlm hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di Jpg kali ini, jauh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.

Wajar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat Jpg panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan. Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?

Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong?

Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
*ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang.

Garansi 100%, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini.

Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.
Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga.

Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati :
Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu.
(Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).
Say YES to GAMBARU!
-----------
Ichi : I'm proud to be Indonesian dengan segala masalahnya. Koko wa watashi no RIARU no furusato da yo ^^. Tapi gak ada salahnya ngambil yang baik2 dari negeri sebrang deshou~ ^^. Seseorang pernah berkata pada saya "Manusia tidak ada yang terlahir bodoh yang ada MALAS". Jleep!! Dalem =.=a. Ja, GanbarimaSHO!!!!! *tetep* XDD
Ganbaru sa! Makenai no sa! Ashita no tame ni kyou ga aru
-----------
Norita Yamashita: Skarang gw ngerti, knapa tiap mau kerja dan habis briefing pagi dikantor gw, qta suka triak breng2 'GANBARIMASYO!!'
Kmaren2 gw liat sbuah piku ditumblr.
Gambar yg menggambarkan sbuah jalanan yg terkena gempa. Gambar it diambil pda tanggal 11 Maret,dan keadaannya parah bgt. Dan di sblahnya ada gambar jalan yg sama dan msh bgus. Gw kira itu gambr sblum tjadi gempa, ternyata it gambr yg diambil stelah gempa (tgl 16 Maret).
Cuma dlam 5 hr mrka bisa mmperbaiki jlan yg rusak parah... salut gw ma krja kras mrka.
-----------
Akanishi Megumi : Jepang emg keren... Jadi malu deh sama diri-sendiri. Baru keilangan kucing aja gw mogok makan berhari-hari n putus asa...==. Mulai sekarang mo belajar bermental Jepang deh...
-----------
Itulah tulisan dan juga beberapa komen atas "SPIRIT OF JAPAN”.
Saya sendiri, ketika bertanya kepada seorang teman (org Jpg yg berada di Tokyo) seperti ini:
Sedih ya atas apa yg menimpa Jepang, yg paling menakutkan adalah radiasi nuklirnya. Kamu tidak takut? Nggak ada rencana buat keluar Negri gtu??
Dia hanya menjawab bgini: "Iya sebenarnya takut sih, tapi bukankah MELARIKAN DIRI adalah sesuatu yg sangat memalukan disaat kita seharusnya bahu-membahu saling menolong.”
Uuuh sugoii banget kan tuh jawabannya..
Smoga menjadi pelajaran buat kita semua.

Salam,
HC Adeluna

Sumber:
http://www.facebook.com/ajus.hikaru
http://mymoen.wordpress.com/