SPIRIT OF JAPAN
============
Jumat, 11 Maret 2011, Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan 8,8 -
9,0 SR di lepas pantai timur laut memicu tsunami yg menghanyutkan mobil
dan merobek bangunan di sepanjang pantai di dekat pusat gempa.
Indonesia
juga pernah mengalami kejadian serupa pada tanggal 26 Desember 2004,
ketika terjadi gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 - 9,3 SR di lepas
pantai barat Aceh.
Saya ingin mengutip tulisan dari Rouli Esther Pasaribu yang berjudul "Say YES to GAMBARU!”.
Isinya menceritakan tentang "Spirit of Japan” yg mungkin bisa menginspirasi kita semua.
Saya jg mencantumkan bebrapa komen dari rekan2 yg sdh membaca tulisan itu.
Let’s cekidot..
=========
Say YES to GAMBARU!
By Rouli Esther Pasaribu
-------
Terus
terang aja, 2 tahun gw di jepang, 2 tahun jg gw gak ngerti "knp orang2
Jpg menjadikan GANBARU sebagai falsafah hidupnya". Bahkan anak umur 3
tahun pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim
dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam
sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung
kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2
atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk
dr pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit
jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Pokoknya jangan manja sama
masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!
Gw
bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting bgt dlm
hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0
di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti
tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan
gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi,
tsunami dan gempa bumi di Jpg kali ini, jauh lebih parah dari semuanya
itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di
dunia.
Wajar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat Jpg
panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka
kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan
untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika
stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan
membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban
bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan.
Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis
seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka
tidak punya harapan. Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?
Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu
ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening
dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in.
Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip
tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada
apaan dong?
Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
2.
Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi
bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di
wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
7.
Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang
terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar
bernilai banget harganya)
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang
dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang
sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake
kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan
melewati) dengan sepenuh hati
9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
*ada
yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi
tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat
pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo
kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
*Tulisan
di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita
mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana
ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat
terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.
Sebagai
orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala
gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang
bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang.
Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas
banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya
mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang,
orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru
udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.
Bener
banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental
yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan
marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput
yang bergoyang.
Garansi 100%, selama masih mental ini yang
berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita
ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas
semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari
ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang
Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu
maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main
salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah
nangis manja.
Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga
yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke
Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau
amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau.
Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go
international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang
ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa
jepang, ngga akan bisa survive di sini.
Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.
Tapi
sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang
menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau
adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah
jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih
berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra
jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi,
semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah
ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami
semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini.
Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus,
di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di
mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga.
Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati :
Indonesia
jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro
kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin
wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu.
(Saya
ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti
dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang
tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian
semuanya, orang-orang Jepang).
Say YES to GAMBARU!
-----------
Ichi
: I'm proud to be Indonesian dengan segala masalahnya. Koko wa watashi
no RIARU no furusato da yo ^^. Tapi gak ada salahnya ngambil yang baik2
dari negeri sebrang deshou~ ^^. Seseorang pernah berkata pada saya
"Manusia tidak ada yang terlahir bodoh yang ada MALAS". Jleep!! Dalem
=.=a. Ja, GanbarimaSHO!!!!! *tetep* XDD
Ganbaru sa! Makenai no sa! Ashita no tame ni kyou ga aru
-----------
Norita
Yamashita: Skarang gw ngerti, knapa tiap mau kerja dan habis briefing
pagi dikantor gw, qta suka triak breng2 'GANBARIMASYO!!'
Kmaren2 gw liat sbuah piku ditumblr.
Gambar
yg menggambarkan sbuah jalanan yg terkena gempa. Gambar it diambil pda
tanggal 11 Maret,dan keadaannya parah bgt. Dan di sblahnya ada gambar
jalan yg sama dan msh bgus. Gw kira itu gambr sblum tjadi gempa,
ternyata it gambr yg diambil stelah gempa (tgl 16 Maret).
Cuma dlam 5 hr mrka bisa mmperbaiki jlan yg rusak parah... salut gw ma krja kras mrka.
-----------
Akanishi
Megumi : Jepang emg keren... Jadi malu deh sama diri-sendiri. Baru
keilangan kucing aja gw mogok makan berhari-hari n putus asa...==. Mulai
sekarang mo belajar bermental Jepang deh...
-----------
Itulah tulisan dan juga beberapa komen atas "SPIRIT OF JAPAN”.
Saya sendiri, ketika bertanya kepada seorang teman (org Jpg yg berada di Tokyo) seperti ini:
Sedih
ya atas apa yg menimpa Jepang, yg paling menakutkan adalah radiasi
nuklirnya. Kamu tidak takut? Nggak ada rencana buat keluar Negri gtu??
Dia
hanya menjawab bgini: "Iya sebenarnya takut sih, tapi bukankah
MELARIKAN DIRI adalah sesuatu yg sangat memalukan disaat kita seharusnya
bahu-membahu saling menolong.”
Uuuh sugoii banget kan tuh jawabannya..
Smoga menjadi pelajaran buat kita semua.
Salam,
HC Adeluna
Sumber:
http://www.facebook.com/ajus.hikaru
http://mymoen.wordpress.com/