火曜日, 19-03-2024, 9:13:39 AM
Welcome, Guest

Introduction

1. Huruf Jepang ada dua jenisnya, yaitu "kanji” dan "kana”.
   "Kanji” berasal dari Cina yang merupakan huruf berupa gambar yang memiliki makna tertentu, sedangkan "kana” dibagi menjadi:
   a. Hiragana : huruf Jepang asli
   b. Katakana : - digunakan pada waktu menulis
                       - kata, nama orang/tempat yang berasal dari bahasa asing.
                       - nama binatang/tumbuhan.
                       - kata yang menirukan suatu bunyi/menunjukkan gerakan hidup/benda mati.
                       - kata yang ingin ditekankan.
                       - surat kawat/telegram.
2. Bunyi vokal bahasa Jepang ada ada lima yaitu "a, i, u, e dan o” (bandingkan dengan bunyi vokal bahasa Indonesia : a, i, u, e, eu, o)

    a. Vokal Jepang ada yang tidak bersuara, biasanya terjadi pada "u” dan "i”.
        contoh: suki → ski, desu → des, ashita → ashta, arimasu → arimas, dsb.
    b. Adanya vokal panjang dalam bahasa Jepang:
        - biasanya pada kata asing: depãto → depaato, kōhi → koohi, dsb.
        - Dua vokal yang sama: okãsan → okaasan, ojĩsan → ojiisan, onēsan → oneesan, otōsan → otousan (bunyi "o” panjang ditulis "ou”, tapi ada beberapa kata      
          tertentu yang ditulis "oo”, misalnya tooi, ookii, ookami, koori, dsb).
    c. Ada variasi dalam vokal bahasa Jepang:
       - diftong: bunyi dua vokal yang disatukan.

         contoh: kirei → kirey, ippai → ippay, dsb.
       - Bukan diftong: bunyi dua vokal yang tetap dibaca dua.
         contoh: kau → ka-u (bukan "kaw”), ooi → oo-i (bukan "ooy”), dsb.
3. Konsonan
   a. Konsonan selalu diikuti vokal (ka, sa, na, dsb) kecuali "n”.
   b. Tidak ada konsonan rangkap (dua konsonan/lebih yang berbeda, contoh dalam bahasa Indonesia: kristal, drama, dsb).
   c. Ada konsonan ganda dalam bahasa Jepang (dua huruf konsonan yang sama) contoh: kippu, kissaten, dsb.
   d. Bunyi "L” sama dengan "R”.
   e. Konsonan "n”
      -  bisa ditengah maupun dibelakang kata.
         contoh: undō, byōin, dsb.
      - dibaca "m” jika berdistribusi dengan:
        m: senmong → semmong, b:shinbun → shimbung, p: senpai → sempay, dsb.
      - dibaca agak sengau jika terletak di akhir kata.
        contoh: gaman → gamang, sumimasen → sumimaseng, dsb.
      - dibaca agak tipis jika terletak di tengah kata.
       
contoh: ani, oni, dsb.
f. Konsonan "g” terkadang dibaca sengau "ng” jika letaknya bukan di awal kata.
  
contoh: megane → mengane, onegaishimasu → onengaishimas, dsb.