Puasa dan Lebaran di Jepang Dua Kali
----------------------------------------------
Nama
saya Mitsuki, saya berada di Jepang sejak November 2008.
Dari dulu saya punya cita2 untuk dapat pergi ke Luar Negeri ( Negara2 besar )
dan belajar bhsa Asing.
Kebetulan pd saat saya mencari pekerjaan baru, sedang ada kesempatan pergi
kerja ke Jepang. Makanya saya putuskan untuk mencobanya.
Akhirnya saya bisa berangkat ke Jepang melalui program IMM.
"IMM" adalah singkatan dari (Yayasan) Association for International
Manpower Development of Medium and Small Enterprises, Japan.
PERSYARATAN
PROGRAM PEMAGANGAN IMM JEPANG
1. Pendidikan Formal Berijazah STM, Diploma, Sarjana Teknik dengan jurusan : Bangunan, Mekanik, Listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru Gambar dan Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan.
2. Berijazah SLTA Umum/Sederajat, Diploma atau Sarjana Non Teknik yang telah mengikuti latihan kerja minimal 220 jam yang dibuktikan dengan sertifikat latihan kerja yang dikeluarkan oleh Balai Latihan Kerja/Loka Latihan Kerja/Lembaga Latihan Kerja Pemerintah atau Swasta jurusan/bidang keterampilan jurusan Bangunan, Mekanik, Listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru Gambar dan Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan.
3. Laki-Laki : Umur pada saat pendaftaran minimal 20 tahun dan maksimal 26 tahun saat pendaftaran.
4. Surat Keterangan Berkelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian untuk mengikuti program pemagangan ke Jepang.
5. Berbadan sehat untuk mengikuti test fisik program pemagangan ke Jepang dengan surat keterangan dari dokter Pemerintah atau Puskesmas.
6. Fisik tidak : Cacat, Bertato atau Bekas Tato, Tindik, Patah Tulang, Tuli, Hernia, Penyakit Kulit, Kaki Semper, Kaki O, Kaki X, Disfungsi organ tubuh, Buta Warna, Berkacamata, Silindris, bekas operasi (bekas kecelakaan, luka bakar, usus buntu, karena penyakit), Estetika (penampilan fisik).
7. Tinggi badan minimal 160 cm.
8. Berat badan minimal 50 kg.
9. Pada saat mendaftar menyerahkan antara lain : Foto copy : KTP, KK, Kartu Kuning (AK1), Akte Kelahiran/kenal lahir.
10. Bagi lulusan SLTA Umum, selain kelengkapan yang di bawah ini diperlukan fotocopy Sertifikat Latihan Kerja minimal 220 jam latihan.
* Foto copy ijazah (STTB) terakhir.
* Surat Keterangan Dokter (Asli) yang menyatakan sanggup mengikuti rekruitmen/seleksi.
* Surat ijin orang tua/wali/istri bermaterai secukupnya untuk mengikuti program magang di Jepang.
* Pas photo terbaru dan berwarna ukuran 4x6= 6 lembar dan ukuran 3x4=4 lembar.
* Surat lamaran bermaterai secukupnya.
* Pernyataan bermaterai secukupnya bahwa bersedia dan sanggup mengikuti program pemagangan di perusahaan kecil dan menengah di Jepang selama 3 tahun.
11. Pada saat test wawancara diwajibkan membawa dokumen asli antara lain ijazah/STTB ; SD, SMP, SMA, STM dan S1 bagi sarjana,Sertifikat pelatihan, Akte Kelahiran/Kenal diri, KTP, KK (bagi yang tidak tinggal dengan orang tua dilampirkan Kartu Keluarga orang tua) dan formulir isian form 3 serta pas photo terbaru ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
12. Sanggup menanggung biaya yang meliputi : Transportasi, Akomodasi dan Konsumsi untuk keperluan peserta :
- Saat mengikuti test fisik, psikotest, wawancara dan medical check up.
- Saat pelatihan tahap I di daerah (2 bulan) untuk Bahasa, Budaya Jepang dan FMD.
- Transportasi ke lokasi pelatihan tahap II di pusat (B2PLKLN Cevest Bekasi).
13. Bersedia dipulangkan ke daerah asal peserta dengan menanggung biaya transportasi sendiri apabila dinyatakan tidak lulus selama mengikuti pra pelatihan pemberangkatan di B2PLKLN Cevest Bekasi, serta pada saat pemeriksaan kesehatan II dan bila dinyatakan sakit/mengidap penyakit.
14. Lulus test baik administrasi, fisik, wawancara, psikotest dan medical check up.
1. Pendidikan Formal Berijazah STM, Diploma, Sarjana Teknik dengan jurusan : Bangunan, Mekanik, Listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru Gambar dan Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan.
2. Berijazah SLTA Umum/Sederajat, Diploma atau Sarjana Non Teknik yang telah mengikuti latihan kerja minimal 220 jam yang dibuktikan dengan sertifikat latihan kerja yang dikeluarkan oleh Balai Latihan Kerja/Loka Latihan Kerja/Lembaga Latihan Kerja Pemerintah atau Swasta jurusan/bidang keterampilan jurusan Bangunan, Mekanik, Listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru Gambar dan Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan.
3. Laki-Laki : Umur pada saat pendaftaran minimal 20 tahun dan maksimal 26 tahun saat pendaftaran.
4. Surat Keterangan Berkelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian untuk mengikuti program pemagangan ke Jepang.
5. Berbadan sehat untuk mengikuti test fisik program pemagangan ke Jepang dengan surat keterangan dari dokter Pemerintah atau Puskesmas.
6. Fisik tidak : Cacat, Bertato atau Bekas Tato, Tindik, Patah Tulang, Tuli, Hernia, Penyakit Kulit, Kaki Semper, Kaki O, Kaki X, Disfungsi organ tubuh, Buta Warna, Berkacamata, Silindris, bekas operasi (bekas kecelakaan, luka bakar, usus buntu, karena penyakit), Estetika (penampilan fisik).
7. Tinggi badan minimal 160 cm.
8. Berat badan minimal 50 kg.
9. Pada saat mendaftar menyerahkan antara lain : Foto copy : KTP, KK, Kartu Kuning (AK1), Akte Kelahiran/kenal lahir.
10. Bagi lulusan SLTA Umum, selain kelengkapan yang di bawah ini diperlukan fotocopy Sertifikat Latihan Kerja minimal 220 jam latihan.
* Foto copy ijazah (STTB) terakhir.
* Surat Keterangan Dokter (Asli) yang menyatakan sanggup mengikuti rekruitmen/seleksi.
* Surat ijin orang tua/wali/istri bermaterai secukupnya untuk mengikuti program magang di Jepang.
* Pas photo terbaru dan berwarna ukuran 4x6= 6 lembar dan ukuran 3x4=4 lembar.
* Surat lamaran bermaterai secukupnya.
* Pernyataan bermaterai secukupnya bahwa bersedia dan sanggup mengikuti program pemagangan di perusahaan kecil dan menengah di Jepang selama 3 tahun.
11. Pada saat test wawancara diwajibkan membawa dokumen asli antara lain ijazah/STTB ; SD, SMP, SMA, STM dan S1 bagi sarjana,Sertifikat pelatihan, Akte Kelahiran/Kenal diri, KTP, KK (bagi yang tidak tinggal dengan orang tua dilampirkan Kartu Keluarga orang tua) dan formulir isian form 3 serta pas photo terbaru ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
12. Sanggup menanggung biaya yang meliputi : Transportasi, Akomodasi dan Konsumsi untuk keperluan peserta :
- Saat mengikuti test fisik, psikotest, wawancara dan medical check up.
- Saat pelatihan tahap I di daerah (2 bulan) untuk Bahasa, Budaya Jepang dan FMD.
- Transportasi ke lokasi pelatihan tahap II di pusat (B2PLKLN Cevest Bekasi).
13. Bersedia dipulangkan ke daerah asal peserta dengan menanggung biaya transportasi sendiri apabila dinyatakan tidak lulus selama mengikuti pra pelatihan pemberangkatan di B2PLKLN Cevest Bekasi, serta pada saat pemeriksaan kesehatan II dan bila dinyatakan sakit/mengidap penyakit.
14. Lulus test baik administrasi, fisik, wawancara, psikotest dan medical check up.
Pada saat itu,saya mengeluarkan biaya sekitar 7-9 juta. Mungkin kalau lewat
calo akan menjadi
lebih besar. Saya sarankan untuk hati2 mengenai hal ini.
Oh ya, sedikit ingin sharing tentang Puasa dan Lebaran yang saya rasakan selama
2 tahun yang telah saya alami di Jepang.
Semoga bisa bermanfaat buat semua.
Ini dia sedikit cerita dari saya..
Pada puasa tahun lalu, puasa saat musim panas. Hari pertama merupakan hari yang
berat bagi saya karena belum terbiasa.
Diperusahaan di bagian tempat kerja tidak dipasang AC, hanya kipas angin yang
ada.
Dipagi hari memang tidak terlalu terasa panas, tetapi ketika mulai siang, kipas
angin seakan tidak berfungsi, sungguh panas sekali.
Sempat terbesit rasa ingin membatalkan saja puasa.
Pada sore hari saat tenaga benar2 sudah habis, masih harus meyiapkan berbuka,
jadi sangat repot.
Tahun ini pun puasa bertepatan dnegan musim panas, namun tahun ini terasa lebih
panas dari tahun lalu karena bertepatan dengan "natsuhonban” ( musim panas pada
puncaknya ).
Pada tahun ini status saya "jisshuusei” (karyawan tetap) dan sudah ada
kewajiban "zangyou” (lembur), tidak seperti tahun lalu yang masih berstatus
"kenshuusei” (trainee).
Waktu puasa selama musim panas lebih lama dibandingkan di Indonesia (hari
pertama imsak jam 03.22 dan buka 18.35 ).
Pada saat buka terjadi di waktu jam lembur dan bukan jam istirahat sehingga
saya hanya minum sekedarnya saja.
Tetapi pada minggu ketiga, saya kerja shift malam hari. Saat itu merupakan
berkah yang diberikan kepada saya, karena siang hari tak perlu kerja, jadi bisa
menghabiskan waktu di "Apaato”.
Panas pun tak terlalu teraa karena ada AC, plus bisa sambil tidur seharian.
Memang sih agak repot waktu sahurnya, karena harus makan di perusahaan (bawa
bekal sendiri). Bekal yang dibawa pun rasanya jadi tidak enak, mungkin karena
sudah dingin atau terbawa suasana.
Beda saat puasa di Indonesia, bisa sambil sahur dan buka puasa dengan keluarga,
rasanya lebih enak walaupun dalam kenyataannya makanan yang dimakan mungkin
kelihatan lebih mewah saat disini.
Puasa saat sudah kerja pun rasanya beda, saat sahur dan buka tinggal beli
makanan2 kesukaan sendiri, tidak perlu repot memasak.
Lebaran tahun lalu saya pergi ke Tokyo untuk ikut sholat berjamaah di KBRI
Tokyou.
Dari Nagano ke Tokyo naik kereta butuh waktu lebih dari 3 jam karena harus
berpindah2 beberapa kali. Sholat Idulfitri dilaksanakan 2x, yaitu jam 8 dan jam
10. Saya ikut gelombang pertama karena datang lebih awal. Suasana disana memang
terasa menyenangkan karena bisa berkumpul dengan teman2. Hampir semua jamaah
adalah orang Indonesia baik pegawai maupun mahasiswa.
Setelah sholat id pun bisa makan lontong yang telah disediakan oleh panitia.
Makan bersama seperti berkumpul dengan keluarga.
Bisa datang rasanya senang sekali (walaupun badan capek kalau sudah pulang).
Pada lebaran taun ini, tak terlalu ada kesan yang berarti, karena masuk pada
hari kerja.
Memang sih saya masih bisa mengerjakan karena 2 minggu sebelum lebaran saya
masuk kerja malam. Pada waktu itu kami diwajibkan lembur sampai jam 8 pagi.
Kalau itu saya lakukan tentu saja saya tidak dapat melakaukan salat id.
Perusahaan terkenal sangat disiplin terutama masalah agama, sehingga untuk
tidak lembur saja harus memohon berulang kali. Orang perusahaan selalu bilang
"kalian datang kesini itu untuk bekerja bukan untuk beribadah”. Akhirnya sih
dapat izin juga karena saya dan "senpai” (kakak senior) menjelaskan berulang
kali, kalau moment ini hanya setahun sekali.
Pulang kerja jam 6 pagi, dalam keadaan capek dan kantuk saya pergi ke masjid
UEDA-Nagano. Untungnya kami pergi bersama senpai yang telah menikah dng orang
Jepang menggunakan mobilnya, jadi kami bisa istirahat sejenak di mobil sampai
tiba ke mesjid.
Ketika akan sholat saya terkejut karena mendengar penjelasan tata cara sholat
yang berbeda seperti di Indonesia. Misalnya, disini rokaat pertama takbirnya
hanya 4x dan rokaat ke dua takbirnya 3x. Imamnya orang Pakistan.
Saat ceramah imam tidak menggunakan bahasa Jepang tetapi bahasa urdu, jadi apa
yang disampaikannya pun sama sama sekali tidak bisa saya mengerti.
Plus, setelah shalat Id tidak bisa makan makanan khas Indonesia seperti tahun
lalu.
Pulang dari shalat juga tidak bisa langsung telpon2 keluarga untuk berlebaran
seperti tahun lalu (minta maaf ) karena harus tidur lagi untuk persiapan kerja
pda mlam Harinya.
Saya mungkin masih akan berada di Jepang lebaran th depan, semoga saja lebaran
di sini nanti bisa lebih menyenangkan. Amin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri buat para Jlun Buddy, Mohon Maaf lahir batin.
Salam,
Midi kun